Home » , » ASTRI DAN DEWI DIRAZIA SATPOL PP

ASTRI DAN DEWI DIRAZIA SATPOL PP


KOTA, (KP).- Rudi (21) dan Agus (22) serta 16 rekan lainya ditangkap Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) di tiga lokasi, Senin (18/11/2013) siang. Ke 18 remaja, dua di antaranya wanita itu adalah kelompok punk atau gelandangan dan pengamen yang selalu berpakaian "aneh-aneh". 

Anak punk pimpinan Rudi dan Agus tersebut berasal dari luar Garut, di antaranya dari Depok, Cirebon, Kuningan, dan dari daerah lainya. Bahkan ada yang dari Medan, Jambi, dan luar Jawa. 
Menurut Kasatpol PP kabupaten Garut, Suherman, mereka ditangkap di tiga lokasi, yakni di perempatan Maktal, Bunderan Ramayana, dan Alun-alun Garut Kota. Mereka diamankan karena selama ini sering meresahkan masyarakat, terutama penumpang angkutan kota. 
"Untuk biaya hidup, mereka mengamen, lalu tidur bersama di bawah jembatan Cimanuk atau di tempat-tempat yang aman bagi mereka. Mereka berkelompok dan satu sama lain saling mengenal," kata Suherman, kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya, Senin (18/11/2013). 
Dia mengatakan, razia terhadap kelompok punk tersebut digelar selain operasi rutin, juga atas dasar laporan dari masyarakat yang merasa tak nyaman dengan kehadiran mereka. "Makanya, atas dasar laporan itu, kami mengadakan razia. Hasilnya, ada 18 orang yang berhasil kami amankan. Dua diantaranya wanita asal Medan dan Kuningan," kata Suherman. 
Setelah didata, kata dia, ke 18 anak punk ini membuat perjanjian agar tidak datang lagi ke Garut. Setelah itu mereka pun akan diserahkan ke Dinas Sosial. "Namun sebelumnya rambut mereka dipotong dan dirapikan, begitu juga dengan aksesoris yang dipakai, seperi kawat, besi dan logam lainya dilucuti," ujarnya. 
Suherman pun memastikan, mereka akan diantar ke terminal agar segera meninggalkan kota Garut ini. "Dan perlu dicatat, kami pun telah mengadakan perjanjian semacam MOU dengan Kabupaten/Kota lain, yang isinya jika ada anak punk asal Garut, agar segera dikembalikan ke Garut, begitu juga sebaliknya," katanya. 
Dari pantauan "KP", anak-anak ini rata-rata masih berusia belasan tahun. Dalam penampilannya, mereka memakai sepatu tinggi dengan rambut dicat warna-warni. Tubuh mereka pun penuh dengan tato dan kondisi mereka kumal, kotor dan bau. 
Dari 18 anak yang berhasil diamankan, dua diantaranya adalah wanita, yaitu Astri (21) yang mengaku asal Kuningan dan Dewi (21) asal Medan. Dua wanita ini, di tubuhnya dipenuhi oleh tato. 
Astri (21) menyebutkan kalau dirinya merupakan anak buah Agus asal Depok. Ia mengaku sudah dua tahun masuk kelompok punk pimpinan Agus. "Ya selama itu kami pindah-pindah tempat saja. Kalau tidur dimana saja adanya, kalau makan hasil minta-minta di jalan," ucapnya. 
Hal senada diakui Dewi (21) asal Medan. Ia bergabung dengan Rudi sudah satu tahun ketika Rudi berada di Medan. "Saya diajak ke sini oleh Rudi, akhirnya kami bergabung dan ditangkap disini. Ke Garut baru datang tadi malam," kata Dewi yang sekujur tubuhnya penuh dengan tato. 
Suherman menambahkan, kalau gelandangan punk itu tak segera diamankan, dikhawa­tirkan mereka akan diusir pak­sa oleh warga dengan cara kekerasan. "Ya kasihan juga kalau dirazia seperti itu apalagi oleh masyarakat," kata Suherman.



Share this article :

Post a Comment

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan.

 
Copyright © 2011. GERBANG BERITA - All Rights Reserved