Raden Ayu Lasmingrat pun adalah pengarang perempuan pertama dalam
bahasa Sunda, yang menggunakan kata ganti orang pertama. Ia memakai kata
“Koela” (artinya “saya”). Biasanya pada saat itu para pengarang
menggunakan kata ganti orang ketiga dalam karangan-karangannya. Ini
menunjukkan bahwa Raden Ayu Lasminingrat, meski memiliki hubungan erat
dengan orang-orang Belanda, namun ia bisa menunjukkan integritasnya
sebagai seorang pribadi intelektual, sekaligus kepeloporannya dalam
dunia satra.
Peran Raden Ayu Lasmingrat dibuktikan dengan didirikannya Sakola
Kautamaan Istri tahun 1907, dengan mengambil tempat di ruang gamelan
Pendopo Garut. Kemudian seiring dengan pergantian nama Kabupaten
Limbangan menjadi Kabupaten Garut Tahun 1913. Dua tahun setelah
pergantian nama, R. A. A. Wiaratanudatar VIII pensiun, setelah menjadi
bupati sejak tahun 1871. Jabatan Bupati Garut kemudian dipangku oleh R.
A. A. Suria Kartalegawa, yang masih terhitung keponakannya. Akhirnya
Raden Ayu Lasmingrat pindah dari pendopo ke sebuah rumah di Regensweg
(sekarang Jalan Siliwangi). Rumah yang besar ini (sekarang menjadi Yogya
Department Store). Hingga usia 80 tahun ia masih aktif, meskipun tidak
langsung dalam dunia pendidikan.
Pada masa pendudukan Jepang, Sakola Kautamaan Istri itu diganti
namanya menjadi Sekolah Rakyat (SR) dan mulai menerima laki-laki. Sejak
tahun 1950, SR tersebut berubah menjadi SDN Ranggalawe I dan IV yang
dikelola Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Daerah Tingkat II
Garut. Tahun 1990-an hingga kini berubah lagi menjadi SDN Regol VII dan
X.
Post a Comment
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan.