Home » » Vicky Prasetyo

Vicky Prasetyo

VICKY memang Fenomenalisasi dalam Bahaisasi. Berikut sedikit percakapan Vicky yang membuat labil ekonomi di my age 29 sehinggga terjadi kudeta kemakmuran yang tidak harmonisasi.



Vicky begitu terpesonanya dengan goyang itiknya Zaskya. Sambil bertepuk tangan Vicky berteriak, "Not a play! Not a play!"

Zaskya bengong. "Not a play?"

Vicky: "Yes. Not a play" (Bukan main).

Sugih yang menemani Vicky terperangah, dan berkata : "Bukan main itu bukan not a play, Vic."

Vicky : "Your grandma (Mbahmu). Humanly I have check my dictionary kok (Orang saya sudah periksa di kamus kok)"

Lalu berpaling ke Zaskya dan berkata : "Lady, let's corner (Mojok yuk). But don't think that are nots (Jangan berpikir yang bukan-bukan). I just want a meal together."

"Ngaco kamu, Vic," Sugih tambah gemes.

Vicky : "Don't be surplus (Jangan berlebihan), Gih. Be wrong a little is OK toch.?" (salah dikit ga apa2)

Zaskya cuman senyum kecil. "I would love to, but ..."

"Sorry if my friend make you not delicious (Maaf kalau teman saya bikin kamu jadi nggak enak)" sahut Sugih ramah.

Vicky: "Different river, maybe (Lain kali barangkali). I will not be various kok (Saya nggak akan macam-macam kok)."

Setelah Zaskya pergi, Vicky menatap Sugih dengan sebal. Dengan nada gemes Vicky berkata : "Disturbing aja sih, Gih. Does the language belong to your ancestor” (Emang itu bahasa punya moyang lu)!"

Sugih cari kalimat penutup. "Just itchy Vick, because you speak English as delicious as your belly button." (Gatel aja, Vic, soalnya kamu ngomong Inggris seenak udelmu dewe).

Vicky cuman bisa ngomong dalam hati, "His name is also effort " (Namanya juga usaha).


Share this article :

Post a Comment

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan.

 
Copyright © 2011. GERBANG BERITA - All Rights Reserved