GARUT, TRIBUN - Makanan ringan kreasi dari pesisir selatan Garut ini nampaknya tengah menjadi primadona. Baru saja dihidangkan beberapa menit di pameran pangan di kawasan Islamic Centre Garut, egg roll jalawure ludes dilahap.
Bentuknya memang mirip dengan egg roll atau kue semprong yang biasa diproduksi oleh industri besar atau rumahan. Istimewanya, egg roll yang dibuat di Kecamatan Cikelet ini berbahan baku tepung jalawure, yakni bahan pangan baru dari tanaman seperti talas.
Saat dikunyah, kerenyahan egg roll jalawuremelebur dalam mulut bersama rasa gurih dari parutan kelapa. Bagi yang pertama kali mencoba, butiran serat yang terasa tawar saat mengunyah egg roll ini mungkin dianggap asing. Itulah butiran serat tepung jalawure.
Tepung jalawure didapat dari parutan umbi tanaman tersebut yang berwarna putih. Parutan umbi jalawure kemudian diperas dan dikeringkan seperti membuat tepung tapioka. Setelah kering dan diayak, barulah bisa digunakan sebagai bahan makanan.
Tanaman jalawure memiliki daun besar berbentuk seperti daun pepaya. Tanaman jalawure pun memiliki bunga dan buah yang dapat menjadi benih untuk ditanam kembali. Tinggi tanaman bisa mencapai satu sampai satu setengah meter.
Umbi jalawure baru bisa dipanen setelah tanaman berusia satu sampai dua tahun. Dalam setiap tanaman, dapat dipanen sampai dua kilogram umbi berbentuk seperti bengkoang.
Di Garut, tanaman ini baru dibudidayakan di lahan seluas dua hektare di Kecamatan Cikelet. Sebagian besar hasil panennya dikirim ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk terus diteliti dan untuk memenuhi permintaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta Pemerintah Kabupaten Garut.
Selain dibuat menjadi egg roll, tepung jalawure menjadi bahan baku berbagai jenis makanan seperti cheese stick, cendol, dan kue bolu. Berdasarkan penelitian dari LIPI, tepung jalawurememiliki kandungan karbohidrat, zat besi, dan vitamin C, yang sangat tinggi.
Tanaman jalawure cocok ditanam di antara tanaman yang dapat melindunginya dari sinar matahari. Tanaman ini dapat tumbuh subur jika tidak terlalu banyak terkena sinar matahari.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut, Hermanto, mengatakan Bupati Garut Rudy Gunawan pun tertarik dengan tanaman ini dan akan memperluas lahan untuk penanaman jalawure.
"Bupati minta jalawure ditanam di atas lahan seluas 6 hektare. Tanaman ini hanya dibudidayakan di Sukabumi dan Garut. Tepung jalawure ini digunakan untuk pengganti terigu," kata Hermanto, Senin (1/12).
Tanaman jalawure, katanya, baru beberapa tahun lalu mulai dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai bahan olahan pangan di Kecamatan Cikelet.
Selanjutnya, kata Hermanto, harus didirikan pembibitan jalawure dengan pembiakan dari buahnya. Sebab, kata Hermanto, jika dikembangkan melalui umbi, akan dibutuhkan waktu yang cukup lama.
Tanaman ini dapat menjadi penghasil bahan pangan berkarbohidrat baru selain beras, singkong, kentang, dan jagung. Penanamannya ditujukan sebagai upaya ketahanan pangan dan keberagaman pangan. Selain itu untuk lebih luas lagi ditujukan sebagai bahan industri pangan baru.
Post a Comment
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan.