TEMPO.CO, Bandung
-Jalan meliuk dan mananjak itu berakhir di ketinggian hampir 1.000
meter diatas permukaan laut. Pandangan mata langsung tertuju pada
warna-warni wahana wisata air panas diantara perkebunan sayuran yang
menghampar luas. Agak ke sebelah barat tampak pipa-pipa besar dan
instalasi energi panas bumi milik PT Chevron.
Tujuh tahun lalu, kawasan Gunung Darajat dengan kawahnya di sekitar Desa Karya Mekar dan Padawaas di Kecamatan Pasirwangi, Garut, Jawa Barat, hanyalah hamparan perkebunan sayur, kentang, dan instalasi geothermal yang berbatasan dengan cagar alam Gunung Papandayan.
Dinamika daerah pegunungan penghasil sayur tersebut berubah drastis, dimana para petani dan tuan tanah kaya mulai menemukan sumber air panas di lahan miliknya dan akhirnya membangun wisata air panas berserta vila dan penginapan.
Dalam tempo lima tahun, destinasi wisata air panas di Garut yang tadinya terpusat di Cipanas mulai terbagi ke Darajat. Ribuan wisatawan memadati kawasan dataran tinggi tersebut setiap libur panjang atau hari besar.
Tapi, jangan harap mendapat kamar untuk menginap dengan mudah saat libur panjang. Sebab, kawasan Darajat kini selalu ramai dipadati pengunjung. Seperti yang dialami Hendra, wisatawan asal Bandung yang datang bersama keluarganya pada, 3 Januari lalu. “Sudah tiga kali turun naik antara Darajat Pass sampai Darajat Indah, ga ada kamar penginapan atau vila yang kosong satupun, " kata Hendra.
Hal serupa dialami Jufrizal yang datang ke kawasan wisata Darajat bersama keluarganya. Karena tak mendapatkan kamar penginapan, rumah penduduk pun disewanya. Dia memilih rumah panggung milik warga di depan Darajat Indah Water Park. Tarif sewa rumah itu lumayan tinggi, f Rp 500.000 per malam. Tarifnya tak jauh beda dengan kamar hotel atau vila di sana.
“Kalau tidak booking dari jauh-jauh hari, sulit dapat kamar atau vila. Tapi penduduk di sini selalu siap menyewakan rumahnya untuk para wisatawan," kata Adjat, seorang tukang ojek motor sekaligus calo kamar hotel yang biasa mangkal di gerbang PT Chevron.
Hal serupa diungkapkan Rianti, resepsionis sekaligus penjaga tiket di Darajat Indah Water Park. “Tiga vila yang diatas itu sudah dipesan orang, mereka dari Jakarta semua. Nah kamar dan vila lainnya sudah terisi semua,” katanya.
Darajat Indah Water Park memiliki sekitar 15 kamar dan vila, dengan dua kolam air panas yang juga terbuka bagi umum dengan tiket Rp 10.000 per orang.
Kini, Darajat dengan kolam air panasnya menjadi magnet yang bisa membuat Anda betah berlama-lama, kendati kabut tipis mulai menyelimuti seluruh area perkampungan di sore hari. Bahkan tak sedikit, wisatawan yang menghabiskan waktunya untuk berendam air panas hingga tengah malam.
Pamor Darajat yang terus meroket membuat sejumlah wahana wisata dan resort baru mulai dibangun. Bahkan geliat pembangunan vila dan penginapan terlihat di sana.
Pemda Garut harus memiliki konsep tata ruang yang baik agar pengembangan kawasan wisata di atas tanah milik para petani kaya itu tidak mengganggu keseimbangan dan kelestarian flora dan fauna di kawasan lindung hutan Gunung Papandayan.
Tujuh tahun lalu, kawasan Gunung Darajat dengan kawahnya di sekitar Desa Karya Mekar dan Padawaas di Kecamatan Pasirwangi, Garut, Jawa Barat, hanyalah hamparan perkebunan sayur, kentang, dan instalasi geothermal yang berbatasan dengan cagar alam Gunung Papandayan.
Dinamika daerah pegunungan penghasil sayur tersebut berubah drastis, dimana para petani dan tuan tanah kaya mulai menemukan sumber air panas di lahan miliknya dan akhirnya membangun wisata air panas berserta vila dan penginapan.
Dalam tempo lima tahun, destinasi wisata air panas di Garut yang tadinya terpusat di Cipanas mulai terbagi ke Darajat. Ribuan wisatawan memadati kawasan dataran tinggi tersebut setiap libur panjang atau hari besar.
Tapi, jangan harap mendapat kamar untuk menginap dengan mudah saat libur panjang. Sebab, kawasan Darajat kini selalu ramai dipadati pengunjung. Seperti yang dialami Hendra, wisatawan asal Bandung yang datang bersama keluarganya pada, 3 Januari lalu. “Sudah tiga kali turun naik antara Darajat Pass sampai Darajat Indah, ga ada kamar penginapan atau vila yang kosong satupun, " kata Hendra.
Hal serupa dialami Jufrizal yang datang ke kawasan wisata Darajat bersama keluarganya. Karena tak mendapatkan kamar penginapan, rumah penduduk pun disewanya. Dia memilih rumah panggung milik warga di depan Darajat Indah Water Park. Tarif sewa rumah itu lumayan tinggi, f Rp 500.000 per malam. Tarifnya tak jauh beda dengan kamar hotel atau vila di sana.
“Kalau tidak booking dari jauh-jauh hari, sulit dapat kamar atau vila. Tapi penduduk di sini selalu siap menyewakan rumahnya untuk para wisatawan," kata Adjat, seorang tukang ojek motor sekaligus calo kamar hotel yang biasa mangkal di gerbang PT Chevron.
Hal serupa diungkapkan Rianti, resepsionis sekaligus penjaga tiket di Darajat Indah Water Park. “Tiga vila yang diatas itu sudah dipesan orang, mereka dari Jakarta semua. Nah kamar dan vila lainnya sudah terisi semua,” katanya.
Darajat Indah Water Park memiliki sekitar 15 kamar dan vila, dengan dua kolam air panas yang juga terbuka bagi umum dengan tiket Rp 10.000 per orang.
Kini, Darajat dengan kolam air panasnya menjadi magnet yang bisa membuat Anda betah berlama-lama, kendati kabut tipis mulai menyelimuti seluruh area perkampungan di sore hari. Bahkan tak sedikit, wisatawan yang menghabiskan waktunya untuk berendam air panas hingga tengah malam.
Pamor Darajat yang terus meroket membuat sejumlah wahana wisata dan resort baru mulai dibangun. Bahkan geliat pembangunan vila dan penginapan terlihat di sana.
Pemda Garut harus memiliki konsep tata ruang yang baik agar pengembangan kawasan wisata di atas tanah milik para petani kaya itu tidak mengganggu keseimbangan dan kelestarian flora dan fauna di kawasan lindung hutan Gunung Papandayan.
Post a Comment
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan.